Kamis, 16 Mei 2013

KUFUR SEBAB DUKUN DAN PARA NORMAL



Dalam Musnad Ahmad (9541) dan juga dalam Mustadrokul Hakim (1/15) disebutkan hadis dari Abu Huroiroh rda dengan sanad hasan bahwa Nabi saw bersabda:
مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
“Barangsiapa mendatangi dukun dan tukang ramal, lalu membenarkan perkataannya, berarti ia telah kufur kepada apa yang telah diturunkan kepada Muhammad saw”.
Ibnul Atsir rhm menjelaskan:
“Yang dimaksud dengan `Arrof adalah ahli nujum atau `orang pinter` yang mengklaim mengetahui ilmu gaib, padahal hanya Alloh yang mengetahui persoalan gaib. Tukang ramal ini termasuk dalam kategori dukun”.
Al-Khottobi rhm mengatakan:
“Yang dimaksud dengan `arrof adalah orang yang menganggap dirinya tahu tempat terjadinya pencurian, atau mengetahui barang yang hilang dan sejenisnya”.
Al-Qodhi `Iyad rhm menjelaskan bahwa perdukunan yang dikenal di dunia Arab terbagi menjadi tiga jenis:
Pertama, seseorang yang mempunyai teman dari kalangan jin yang memberitahu kepadanya hasil dari usaha mencuri-curi dengar berita langit. Jenis sihir sepertu itu sudah lenyap sejak Alloh mengutus Nabi kita Muhammad saw.
Kedua, setan mengabarkan kepadanya sesuatu yang terjadi di tempat-tempat lain yang tidak bisa diketahuinya secara langsung, baik dekat maupun jauh. Yang demikian itu tidaklah mustahil.
Ketiga, Ahli nujum. Untuk jenis sihir ini, Alloh menciptakan kekuatan tertentu pada diri manusia. Akan tetapi kebohongan di dalamnya biasanya lebih dominan. Di antara jenis ilmu seperti itu adalah ilmu ramal, pelakunya disebut peramal atau paranormal. Biasanya orangnya mengambil petunjuk dari premis-premis dan sebab-sebab tertentu untuk mengetahui persoalan-persoalan tertentu, dan didukung dengan perdukunan dan perbintangan atau sebab-sebab lain. Jenis seperti inilah yang disebut dengan perdukunan. Semuanya itu dinilai dusta oleh syara`. Syari`at juga melarang mendatangi dan membenarkan perkataan mereka”.
(Syarh Shohih Muslim oleh Imam An-Nawawi: 7/336)

Rabu, 15 Mei 2013

AHLUS SUNNAH MENURUT SUFYAN ATS-TSAURI ROHIMAHULLOH



Aku mendengar Syu`aib bin Harb berkata: Aku bertanya kepada Abu Abdillah Sufyan bin Sa`ied ats-Tsauri: “Ceritakanlah kepadaku tentang sunnah, semoga dengan itu Alloh memberikan manfaatnya untukku saat aku berada di hadapan-Nya dan ditanya tentangnya, lalu Alloh  bertanya: darimana engkau ambil hal ini? AKu akan mengatakan: ya Robku! Sunnah ini diceritakan kepadaku oleh Sufyan ats-TSauri dan akupun mengambilnya. Saat itu aku selamat dan engkaulah yang akan ditanya. Lalu dia berkata kepadaku: “hai Syu`aib! … Tulislah:
“Dengan nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Al-Qur`an adalah Kalamulloh (kata-kata Alloh), bukan makhluk, dari-Nya dia bermula dan kepada-Nya dia kembali… Barangsiapa yang mengatakan tidak demikian, maka dia kafir. Iman adalah perkataan, amal perbuatan dan niat serta dapat bertambah dan berkurang, bertambah dengan keta`atan dan berkurang dengan maksiat. Tidak boleh hanya perkataan tanpa perbuatan, tidak boleh hanya perkataan dan perbuatan kecuali dengan niat, tidak boleh perkataan, amal perbuatan dan niat kecuali harus sesuai dengan sunnah.”
Syu`aib berkata: AKu bertanya kepadanya:  “ya Abu Abdillah! apa artinya sesuai sunnah itu?” Beliau  menjawab: “mendahulukan dua tokoh mulia: Abu Bakr dan Umar  hai SYu`aib! Apa yang engkau tulis tiada berguna sampai engkau mendahulukan `Utsman dan Ali dibandingkan orang-orang sesudahnya. Hai Syu`aib bin Harb! Apa yang engkau tulis tiada berguna sampai engkau tidak memastikan seorangpun masuk surga atau ataupun nar kecuali sepuluh orang yang disaksikan masuk surga oleh Rosululloh  dari orang Quraisy. Ya Syu`aib bin Harb! Apa yang engkau tulis tiada berguna sampai engkau berpendapat bahwa membasuh kedua khuf (sepatu)mu tiada mencabutnya lebih lurus dibandingkan mencuci langsung kedua kakimu. Hai SYu`aib bin Harb! Apa yang engaku tulis tiada berguna samapai memelankan bacaan bismillahirrohmanirrohim di waktu solat lebih utama dibandingkan menjahrkannya. Hai Syu`aib bin Harb! APa yang engkau tulis tiada berguna sampai engkau beriman dengan qodar, baik dan buruknya serta manis dan pahitnya semuanya berasal dari Alloh . Hai SYu`aib bin Harb! Apa yang dikatakan Qodariyah bukan yang difirmankan ALloh , bukan yang dikatakan Para Malaikat, bukan yang diakatakan para Nabi, bukan yang diakatakan penghuni surge dan neraka serta buka pula yang dikatakan oleh saudara mereka yaitu Iblis (semoga Alloh melaknatnya):
Alloh `Azza wa Jalla berfirman:

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (Qs. Al-Jatsiyah [45]: 23)
Alloh  berfirman:

dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Qs. Al-Insan [76]: 30)
Para Malaikat berkata:

mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." (Qs. Al-Baqoroh [2]: 32)
Musa as berkata:

“… itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki … ". (Qs. Al-A`rof [7]: 155)
Nuh as berkata:

34. dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, Sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan". (Qs. Hud [11]: 34)
Syu`aib as berkata:

89…. dan tidaklah patut Kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan Kami menghendaki(nya). pengetahuan Tuhan Kami meliputi segala sesuatu. … (Qs. Al-A`rof [7]: 89)
Penghuni Surga berkata:

43. "… Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki Kami kepada (surga) ini. dan Kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi Kami petunjuk…." (Qs. Al-A`rof [7]: 43)
Penghuni neraka berkata:

106. mereka berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah dikuasai oleh kejahatan Kami, dan adalah Kami orang-orang yang sesat. (Qs. Al-Mu`minun [23] : 106)
Saudara mereka yaitu Iblis berkata:

39. iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat,…, (Qs. Al-Hijr [15]: 39)
Ya Syu`aib: APa yang engkau tulis tiada bermanfaat sampai engkau berpendapat bolehnya solat di belakang setiap imam yang baik atau yang fajir. Jihad akan tetap berlangsung hingga hari kiamat. Bersikap sabar di bawah bendera sultan, baik sang sultan itu dzalim atau adil. Lalu, aku berkata kepada Sufyan: Ya Abu Abdillah! APakah untuk semua solat? Beliau  menjawab: tidak, akan tetapi untuk solat jum`at dan dua hari raya, sholatlah di belakang siapapun yang engaku dapatkan. Sedangkan selain itu, engkau punya hak untuk memilihnya yang engkau percayai dan ketahui bahwa dia adalah ahlus sunnah wal jama`ah. Hai Syu`aib bin Harb: Apabila engkau mengahadap Alloh  dan engkau ditanya tentang masalah ini, maka katakanlah: Ya Robbi! Masalah ini diceritakan kepadaku oleh Sufyan bin Sa`id ats-Tsauri kemudian biarkanlah antara aku dan Robku.[1]


[1] Hibbatulloh bin al-Hasan bin Manshur al-Thobari al-Lalikai, Syarh Ushul I`tiqod Ahlis SUnnah wal Jama`ah, Kairo: Dar al-Hadits, 2004 M), Juz I, hal: 119- 120, nomor: 314. Pentahqiq Kitab, Sayyid `Imron mengatakan: “Isnadnya shohih: semua rijalnya tsiqot (terpercaya) selain Ali bin Harb bin Muhammad Abu al-Hasan al-Musholi, dia shoduq (jujur).

20 SIFAT ORANG YANG BERIMAN




Syeikh Abdul `Aziz bin Abdulloh ar-Rojhi menyebutkan 20 sifat orang-orang yang beriman yang terkandung di dalam al-Qur`an:
من صفات المؤمنين

 الصفة الأولى الإيمان بالغيب:
الصفة الثانية من صفات المؤمنين إقامة الصلاة:
الصفة الثالثة من صفات المؤمنين الخشوع في الصلاة:
الصفة الرابعة من صفات المؤمنين المحافظة على الصلاة:
 الصفة الخامسة من صفات المؤمنين حفظ الفروج:
 الصفة السادسة من صفات المؤمنين رعاية الأمانة:
 الصفة السابعة من صفات المؤمنين حفظ العهد:
 الصفة الثامنة من صفات المؤمنين الإعراض عن اللغو:
 الصفة التاسعة من صفات المؤمنين فعل الزكاة:
 الصفة العاشرة من صفات المؤمنين التصديق بيوم الدين:
 الصفة الحادية عشرة من صفات المؤمنين الإشفاق من عذاب الله:
 الصفة الثانية عشرة من صفات المؤمنين الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر:
 الصفة الثالثة عشر من صفات المؤمنين المتقين الإنفاق في السراء والضراء:
 الصفة الرابعة عشر من صفات المؤمنين كظم الغيظ:
 الصفة الخامسة عشرة من صفات المتقين العفو عن الناس:
 الصفة السادسة عشرة من صفات المتقين الإحسان:
 الصفة السابعة عشر من صفات المؤمنين المتقين التوبة:
 الصفة الثامنة عشرة من صفات المؤمنين المتقين طاعة الله ورسوله والاستجابة لله ولرسوله:
 الصفة التاسعة عشر من صفات المؤمنين إقامة الشهادة والقيام بها:
 الصفة العشرون من صفات المؤمنين التوكل على الله:
1.       Beriman kepada yang Goib (semua berita yang disampaikan Alloh swt melalui wahyu-Nya)
2.       Mendirikan Solat
3.       Khusyu dalam Solatnya
4.       Menjaga Solatnya
5.       Menjaga kehormatannya
6.       Memelihara amanah
7.       Menjaga Perjanjian
8.       Berpaling dari semua permainan (musik, dongeng palsu dll)
9.       Menunaikan zakat
10.   Membenarkan hari kiamat
11.   Ngeri terhadap adzab Alloh
12.   Melakukan amar ma`ruf nahi munkar
13.   Berinfaq, baik di saat sempit maupun lapang
14.   Menahan amarah
15.   Memaafkan Orang lain
16.   Berbuat kebaikan
17.   Taubat
18.   Menta`ati Alloh dan Rosul-Nya serta siap selalu menerima apapun dari Alloh dan Rosul-Nya
19.   Menegakkan kesaksian
Tawakkal kepada Alloh