Rabu, 15 Mei 2013

AHLUS SUNNAH MENURUT SUFYAN ATS-TSAURI ROHIMAHULLOH



Aku mendengar Syu`aib bin Harb berkata: Aku bertanya kepada Abu Abdillah Sufyan bin Sa`ied ats-Tsauri: “Ceritakanlah kepadaku tentang sunnah, semoga dengan itu Alloh memberikan manfaatnya untukku saat aku berada di hadapan-Nya dan ditanya tentangnya, lalu Alloh  bertanya: darimana engkau ambil hal ini? AKu akan mengatakan: ya Robku! Sunnah ini diceritakan kepadaku oleh Sufyan ats-TSauri dan akupun mengambilnya. Saat itu aku selamat dan engkaulah yang akan ditanya. Lalu dia berkata kepadaku: “hai Syu`aib! … Tulislah:
“Dengan nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Al-Qur`an adalah Kalamulloh (kata-kata Alloh), bukan makhluk, dari-Nya dia bermula dan kepada-Nya dia kembali… Barangsiapa yang mengatakan tidak demikian, maka dia kafir. Iman adalah perkataan, amal perbuatan dan niat serta dapat bertambah dan berkurang, bertambah dengan keta`atan dan berkurang dengan maksiat. Tidak boleh hanya perkataan tanpa perbuatan, tidak boleh hanya perkataan dan perbuatan kecuali dengan niat, tidak boleh perkataan, amal perbuatan dan niat kecuali harus sesuai dengan sunnah.”
Syu`aib berkata: AKu bertanya kepadanya:  “ya Abu Abdillah! apa artinya sesuai sunnah itu?” Beliau  menjawab: “mendahulukan dua tokoh mulia: Abu Bakr dan Umar  hai SYu`aib! Apa yang engkau tulis tiada berguna sampai engkau mendahulukan `Utsman dan Ali dibandingkan orang-orang sesudahnya. Hai Syu`aib bin Harb! Apa yang engkau tulis tiada berguna sampai engkau tidak memastikan seorangpun masuk surga atau ataupun nar kecuali sepuluh orang yang disaksikan masuk surga oleh Rosululloh  dari orang Quraisy. Ya Syu`aib bin Harb! Apa yang engkau tulis tiada berguna sampai engkau berpendapat bahwa membasuh kedua khuf (sepatu)mu tiada mencabutnya lebih lurus dibandingkan mencuci langsung kedua kakimu. Hai SYu`aib bin Harb! Apa yang engaku tulis tiada berguna samapai memelankan bacaan bismillahirrohmanirrohim di waktu solat lebih utama dibandingkan menjahrkannya. Hai Syu`aib bin Harb! APa yang engkau tulis tiada berguna sampai engkau beriman dengan qodar, baik dan buruknya serta manis dan pahitnya semuanya berasal dari Alloh . Hai SYu`aib bin Harb! Apa yang dikatakan Qodariyah bukan yang difirmankan ALloh , bukan yang dikatakan Para Malaikat, bukan yang diakatakan para Nabi, bukan yang diakatakan penghuni surge dan neraka serta buka pula yang dikatakan oleh saudara mereka yaitu Iblis (semoga Alloh melaknatnya):
Alloh `Azza wa Jalla berfirman:

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (Qs. Al-Jatsiyah [45]: 23)
Alloh  berfirman:

dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Qs. Al-Insan [76]: 30)
Para Malaikat berkata:

mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." (Qs. Al-Baqoroh [2]: 32)
Musa as berkata:

“… itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki … ". (Qs. Al-A`rof [7]: 155)
Nuh as berkata:

34. dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, Sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan". (Qs. Hud [11]: 34)
Syu`aib as berkata:

89…. dan tidaklah patut Kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan Kami menghendaki(nya). pengetahuan Tuhan Kami meliputi segala sesuatu. … (Qs. Al-A`rof [7]: 89)
Penghuni Surga berkata:

43. "… Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki Kami kepada (surga) ini. dan Kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi Kami petunjuk…." (Qs. Al-A`rof [7]: 43)
Penghuni neraka berkata:

106. mereka berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah dikuasai oleh kejahatan Kami, dan adalah Kami orang-orang yang sesat. (Qs. Al-Mu`minun [23] : 106)
Saudara mereka yaitu Iblis berkata:

39. iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat,…, (Qs. Al-Hijr [15]: 39)
Ya Syu`aib: APa yang engkau tulis tiada bermanfaat sampai engkau berpendapat bolehnya solat di belakang setiap imam yang baik atau yang fajir. Jihad akan tetap berlangsung hingga hari kiamat. Bersikap sabar di bawah bendera sultan, baik sang sultan itu dzalim atau adil. Lalu, aku berkata kepada Sufyan: Ya Abu Abdillah! APakah untuk semua solat? Beliau  menjawab: tidak, akan tetapi untuk solat jum`at dan dua hari raya, sholatlah di belakang siapapun yang engaku dapatkan. Sedangkan selain itu, engkau punya hak untuk memilihnya yang engkau percayai dan ketahui bahwa dia adalah ahlus sunnah wal jama`ah. Hai Syu`aib bin Harb: Apabila engkau mengahadap Alloh  dan engkau ditanya tentang masalah ini, maka katakanlah: Ya Robbi! Masalah ini diceritakan kepadaku oleh Sufyan bin Sa`id ats-Tsauri kemudian biarkanlah antara aku dan Robku.[1]


[1] Hibbatulloh bin al-Hasan bin Manshur al-Thobari al-Lalikai, Syarh Ushul I`tiqod Ahlis SUnnah wal Jama`ah, Kairo: Dar al-Hadits, 2004 M), Juz I, hal: 119- 120, nomor: 314. Pentahqiq Kitab, Sayyid `Imron mengatakan: “Isnadnya shohih: semua rijalnya tsiqot (terpercaya) selain Ali bin Harb bin Muhammad Abu al-Hasan al-Musholi, dia shoduq (jujur).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar